Mengenal Peristiwa Idul Kurban dan Beberapa Tradisi Idul Kurban di Indonesia



Peringatan hari idul kurban dalam agama islam, merupakan peristiwa penting yang selalu diperingati oleh semua umat beragama islam, yaitu peristiwa ketika Nabi Ibrahim As diperintahkan oleh Allah Swt, untuk mengorbankan putranya Ismail As sebagai wujud kepatuahan dan ketaatannya kepada Allah Swt. Namun atas kekuasaan Allah Swt seketika menggantikan Ismail As dengan domba, hal ini diperingati oleh setiap umat islam sebagai hari idul kurban, bersama dengan hari raya idul adha.

Secara etimologi kurban berarti mendekat/pendekatan. Secara istilah kurban berarti upaya pendekatan/mendekatkan diri seorang hamba kepada penciptanya dengan jalan menyembelih hewan yang halal dan dilaksanakan sesuai dengan tuntunan. Lewat ibadah kurban ini manusia dapat berbagi dan merasakan hangatnya hubungan kemanusiaan.


Dikatakan M. Quraish Shihab bahwa ibadah kurban merupakan ibadah yang sempurna sepanjang hayat manusia. Pasalnya, ibadah kurban merupakan ajaran tertua sepanjang sejarah kehidupan manusia yang terus berlangsung hingga saat ini. Jika kita lacak secara historis, ibadah kurban sudah ada sejak Nabi Adam As. Selain itu, M. Quraish Shihab, dalam tafsir al-Misbah, kurban pertama kali terjadi di muka bumi ini adalah kurban yang diselenggarakan oleh dua putera Nabi Adam As (Habil dan Qabil) kepada Allah Swt. 

Indonesia dengan beragam suku serta adat dan tradisinya turut mewarnai kemeriahan dalam kegiatan ibadah kurban. Seperti pada masyarakat Kenagarian Bawan, Kecamatan. Ampek Nagari, Kabupaten. Agam, Provinsi Sumatera Barat yang melakukan tradisi menghiasi hewan kurban. Proses menghiasi hewan kurban ini sebagaimana manusia dalam berhias yaitu menggunakan bedak, parfum, sisir dan sebagainya. Setelah di hiasi hewan kurban tersebut diberi makanan seperti nasi kuning (silamak), nasi hitam (siawu) dan sebagainya.

Alat dan bahan hiasan serta makanan akan diberikan kepada hewan kurban agar hewan tersebut merasa senang dan tidak takut saat di sembelih. Tradisi menghiasi hewan kurban ini sudah berlangsung sejak lama. 



Menurut Tuangku Kaidir, sejarah asal usul masyarakat Kenagarian Bawan menghiasi hewan kurban berdasarkan kisah Nabi Ibrahim As yang diperintahkan untuk menyembelih putranya yaitu Nabi Ismail As. Sebelum disembelih Nabi Ismail As dimandikan, dihiasi dan menggunakan pakaian yang bagus. Hal tersebut bertujuan karena Nabi Ismail As akan dipersembahkan kepada Allah Swt maka segala sesuatunya harus yang terbaik dan bagus.

Sementara, di daerah Pasuruan, Jawa Timur terdapat tradisi Manten Sapi. Tradisi ini biasanya dilaksanakan pada H-1 hari raya Idul Adha. Masyarakat akan mendandani sapi yang hendak dikurbankan seperti layaknya pengantin. Ini merupakan sebagian kecil yang menunjukkan hubungan antara ibadah ritual dan tradisi masyarakat, mungkin masih banyak lagi tradisi lainnya yang belum kita ketahui.

.

.
.

📷                         : Kurnia Sandi


Editor                    : Sandi

Penulis                  : Ferdy Alqosari

Referensi               : Saputra, Edriagus. 2019. Tradisi Menghiasi Hewan Kurban pada Masyarakat.

                              : Kenagarian Bawan.Fokus :Jurnal Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan,
                                Vol 4 No.01.

                              : Mahfud, Choirul. 2014. Tafsir Sosial Kontekstual Ibadah Kurban dalam
                                Islam.https://journal.uny.ac.id.

                              : https://www.google.com/amp/s/travel.tempo.co/amp/1484433/tradisi-manten-
                                sapi-kala-sapi-kurban-jadi-pengantin-di-pasuruan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senandung Jolo Sebuah Tradisi Lisan Desa Tanjung, Kecamatan Kumpeh, Muaro Jambi

KOLEKSI AKSARA INCUNG DI MUSEUM SIGINJAI JAMBI

Motif Cagar Budaya Candi Muarajambi Pada Kain Batik